Sabtu, 05 Januari 2013

Elemen Seni Rupa atau Unsur Visual dalam Seni Rupa



ELEMEN/UNSUR VISUAL DALAM SENI RUPA


Elemen atau unsur yang dapat  dilihat dalam seni rupa merupakan sebuah bagian yang penting dalam menciptakan karya seni rupa. Elemen rupa meropakan obyek material yang akan disusun agar menjadi sebuah karya seni. Unsur-unsur atau elemen tersebut diantaranya: garis, bidang, tekstur, gelap terang, warna, nada/irama (rhytme), komposisi, dominasi (center of interest), dan kesatuan.


                      a. Garis (line).
Melihat bentuknya garis dapat dibagi menjadi tiga macam, yakni: garis lurus; Horizontal dan vertikal, kedua garis lengkung dan bergelombang, ketiga garis patah-patah; bentuk zig-zag, siku-siku atau membentuk sudut tajam.
                Dari ketiga bentuk garis dasar tadi dapat memberikan kesan sifat/simbol/ yang bermacam-macam, antara lain:
·         Memberi kesan kekuatan pada garis lurus.
·         Memberi kesan mengembang/memusat pada causentric arcs.
·         Memberi kesan berirama, dapat dinyatakan dalam garis lengkung yang berurutan.
·         Memberi kesan luwes, dapat dinyatakan pada garis lurus yang ujungnya melengkung atau disebut juga bending upright line
·         Memberi kesan sugesti dari garis yang berkobar, bersemangat/berkekuatan spiritual yang disebut upward swirls.
·         Memberi kesan melenyap, memperlihatkan jarak kejauhan, kerinduan di sebut diminisshing persepective.
·         Memberi kesan tentang keadaan ledakan, memusat, disebut radiation line.
·         Memberi kesan konflik, dapat digambarkan dalam garis-garis yang bertumpuk, disebut juga conflicting diagonals.

b. Bidang (shapes).
Pada dasarnya bidang di bagi menjadi dua, pertama bidang yang terdiri dari segi empat, lingkaran, segi tiga sama sisi, dan bidang hasil gabungan antara segi empat/lingkaran/segi tiga sama sisi (contoh: limas, jajar genjang dll).

                  c. Warna (colour).
Penggunaan warna dalam seni rupa pada dasarnya memiliki tiga fungsi, yaitu:
1. Fungsi perjanjian (heraldis). Misalnya warna merah pada bendera melambangkan keberaniaan.
2. Fungsi optis (harmonis). Misalnya warna merah digunakan untuk menggambarkan darah, warna biru         digunakan untuk menggambarkan langit, dsb. 
3. Fungsi warna sebagai perwakilan dirinya sendiri/identitas senimann. Misal warna hijau kusam dengan bersitan warna merah dan kuning, yang sering digunakan Affandi. Atau warna kuning prodo (chrom) mewakili lukisan Akhmad Sadali.

                 d. Irama (rhytme).
Irama dapat terbentuk dari warna (misal: biru dengan hijau berulang-ulang secara terus menerus). Karena pengulangan bidang/bentuk atau garis yang beraturan dengan bentuk dan jarak yang sama. Karena perbedaan dan ukuran/bentuk yang teratur dan berkelanjutan. Karena perbedaan jarak ruanng yang menerus antara bentuk/bidang yang selaras dalam gerak.

                  e. Tekstur (texture).
Tekstur merupakan permukaan bidang yang bisa dirasakan kehadirannya baik melalui indra mata ataupun dengan menyentuhnya. Jadi tekstur dapat dibedakan menjadi dua yaitu tekstur nyata, bila diraba akan terasa kasar. contoh: lukisan yang langsung dari tube cat, atau lukisan dari bahan pasir dan sebagainya. Kedua tekstur semu atau yang hanya bisa dilihat oleh indera mata saja, artinya tekstur ini hanya bisa dilihat saja, tidak bisa dirasakan melalui tangan keberadaanya/tekstur tipuan. Contoh: lukisan pohon yang kasar nampak tekstur batangnya namun jika diraba lukisan itu tetap halus.

                    f. Gelap terang.
Gelap terang menghasilkan efek yang baik dalam lukisan, dimana efek tersebut bisa menampilkan gambar itu menjadi tiga dimensi. Misal: warna biru tua sampai biru terang yang dijejerkan.

                     g. Komposisi
Komposisi adalah susunan (keseimbangan). Komposisi ini mencakup keseimbangan (balance) , artinya apabila unsur-unsur garis, bidang, warna, dan sebagainya memberi rasa seimbang serta memuasakan kepada kita yang melihat atau merasakannya. Balance dibagi menjadi dua yaitu keseimbangan simetris dan asimetris.

                     f. Dominasi (center of interest).
Dominasi atau lebihh sering disebutkan yaitu, pusat perhatian dari karya. Kehadiran ini ditujukan untuk menonjolkan bagian tertentu yang sekirannya perlu disampaikan. dominasi bisa ditampilkan melalui warna, misal: warna terang apabila background karya gelap begitu   pula sebaliknya. Namun tidak hanya warna saja, dominasi bisa ditampilkan dengan bentuk yang digarap/dikerjakan secara detail.


                   g. Kesatuan (totalitas).
Perpaduan/keselarasan antara unsur-unsur visual menjadi satu kesatuan ungkapan dan kesatuan makna. Kesatuan ungkapan dan kesatuan makna ini yang merupakan kesan keseluruhan dari sebuah karya seni. Keselarasan unsur-unsur itu membentuk suatu pernyataan atau ungkapan maka bisa dikatakan lukisan itu berhasil dan memiliki kekuatan. Jika tidak, karya itu hanyalah penyampaian elemen/unsur yang tidak memiliki kekuatan.


Daftar pustaka:
Tri Sulistyo, Edy. 2005. Tinjauan Seni Lukis Indonesia. Surakarta: Pustaka Rumpun Ilalang bekerjasama dengan UPT MKU dan UNS Press.


Tidak ada komentar: