Minggu, 30 September 2012

Haramkah Menggambar dalam agama Islam?

Haramkah Menggambar dalam agama Islam?
  
   Seni Rupa adalah kata-kata yang hampir semua orang mengetahuinya, kata yang selalu erat hubungannya dengan menggambar. Dalam hal ini menggambar saya artikan ke dalam bentuk hasil karya  2 Dimensi ataupun 3 Dimensi
Kebanyakan orang pasti sudah mengetahui arti dari 2 dan 3 dimensi. Tapi bagi Anda yang belum tahu, saya akan sedikit menjelaskan pengertian 2 dan 3 dimensi.
  •   2 dimensi adalah hasil karya seni rupa yang mempunyai bentuk panjang dan lebar, contoh : lukisan.
  •   3 dimensi adalah hasil karya seni rupa yang mempunyai volume/ panjang, lebar, dan tinggi dan tentu saja bisa diraba, contoh : patung.
Tapi, yang akan saya bahas kali ini bukan karya 2 ataupun 3 dimensi. Saya akan sedikit mengeluarkan pendapat saya mengenai masalah seni rupa dalam agama, khususnya dalam agama islam. Tentu saja anda pasti pernah mendengar pertayaan seperti ini " Haramkah menggambar mahluk bernyawa dalam agama Islam?". Sebuah petanyaan yang kerap sekali saya dengar, akan tetapi yang saya tahu belum ada penyelesaian yang pasti tentang hal tersebut.  maka saya disini hanya akan memberikan sedikit pengetahuan yang saya tahu tentang masalah tersebut, yang mngkin bisa bermanfaat dalam menanggapi pertanyaan tersebut.

  Saya akan menjawab pertanyaan diatas menurut pemikiran saya sendiri.
jawab : 
pada dasarnya sebagian ulama sepakat bahwa hukum menggambar mahluk bernyawa adalah haram. Banyak riwayat yang menuturkan tentang larangan menggambar makhluk bernyawa, baik binatang maupun manusia. Sedangkan hukum menggambar makhluk yang tidak bernyawa, misalnya tetumbuhan dan pepohonan adalah mubah. adapun alasanya karena ada beberapa hadist yang melarangnya, diantaranya :

Dari Ibnu, dia berkata, “Rasulullah Saw bersabda, ‘Barangsiapa menggambar suatu gambar dari sesuatu yang bernyawa di dunia, maka dia akan diminta untuk meniupkan ruh kepada gambarnya itu kelak di hari akhir, sedangkan dia tidak kuasa untuk meniupklannya.’” [HR. Bukhari].

Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya diantara manusia yang paling besar siksanya pada hari kiamat adalah orang-orang yang menggambar gambar-gambar yang bernyawa.” (lihat Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, bab Tashwiir).

berangkat dari beberapa contoh hadist yang saya kutip dari konsultasi.wordpress.com, maka para ulama sepakat mengharamkannya.

akan tetapi ada hadist lain yang bertentangan dengan hadist  yang diatas, anatara lain :

Dari ‘Aisyah dituturkan bahwa, Rasulullah Saw datang kepadanya sepulang beliau dari perang Tabuk atau Khaibar, sedangkan di rak ‘Aisyah terdapat tirai. Lalu bertiuplah angin yang menyingkap tirai itu, sehingga terlihatlah mainan boneka anak-anakannya ‘Aisyah. Beliau berkata, “Apa ini wahai ‘Aisyah?” ‘Aisyah menjawab, “Ini adalah anak-anakanku” Beliau melihat diantara anak-anakanku itu sebuah kuda-kudaan kayu yang mempunyai dua sayap. Beliau berkata, “Apakah ini yang aku lihat ada di tengah-tengahnya?” ‘Aisyah menjawab, “Kuda-kudaan.” Beliau bertanya, “Apa yang ada pada kuda-kuda ini?” ‘Airyah menjawab, “Dua sayap.” Beliau berkata, “Kuda mempunyai dua sayap?” ‘Aisyah berkata, “Tidakkah engkau mendengar bahwa Sulaiman mempunyai kuda yang bersayap banyak?” ‘Aisyah berkata, “Maka tertawalah Rasulullah Saw sampai kelihatan gigi-gigi taring beliau.” [HR. Abu Dawud dan Nasa’i].

dari dua buah hadist tersebut saya mengambil sebuah kesimpulan untuk menjawab pertanyaan diatas. kesimpulannya adalah bahwa kita tidak diharamkan menggambar mahluk yang bernyawa, mengapa demikian? karena kita bisa melihat pada masa nabi dimana disana dilarang menyembah berhala sehingga dihancurkan itu sebuah alasan karena dikhawatirkan kita masuk dalam kesyirikan. akan tetapi fungsi dari menggambar sekarang telah begeser, dimana menggambar tidak lagi dijadikan suatu alat untuk pemujaan namun dijadikan sebagai hasil karya seni yang dibuat untuk memperindah.
inti dari jawaban saya adalah bahwa tidak ada larangan untuk kita menggambar mahkluk bernyawa asalkan hal tersebut tidak untuk kesyirikan.

untuk lebih jelas dalam memahami hadist diatas maka silahkan klik disini.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

ada dua pendapat berbeda ya mas?

Unknown mengatakan...

iya, ada dua persepektif berbeda dalam seni rupa yang hubungannya dengan makhluk hidup. meskipun berbeda hendaknya kita harus tetap mengambil sikap yaitu tidak saling menganggap pihaknya paling benar dalam statmentnya. saya kira kalau saling bersikeras tentu saja tidak akan ada habisnya.